Konsumsi Loyo ala Kuartal III Akibat PPKM, Sandang Paling Terpukul

Konsumsi Loyo ala Kuartal III Akibat PPKM, Sandang Paling Terpukul Konsumsi Loyo ala Kuartal III Akibat PPKM, Sandang Paling Terpukul

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan konsumsi rumah tangga di kuartal III 2021 sekadar tumbuh 1,03% secara year-on-year (yoyKonsumsi metidak cepat seiring Pemberlakuan Pembatasan Mobilitas Masyarakat (PPKM) yang membatasi mobilitas masyarakat.

"Yang menahan pertumbuhan konsumsi rumah taraf karena adanya kontraksi atas jumlah penumpang angkutan rel dan udara saling menolong domestik maupun internasional, dimana atas kuartal ketiga ini masing-masing kontraksi 40,10% dan 23,30%," kata Kepala BPS Margo Yuwono jauh didalam konferensi pers virtual, Jumat (5/11).

Ia menjelaskan, indikator yang mendorong perlambanan konsumsi yaitu kontraksi di konsumsi sandang seterluang 14,27%. Konsumsi suku cadang lagi akseseoris, serta peralatan informasi lagi telekomunukasi agak terkontraksi masing-masing   9,29% lagi 32,38%.

"Namun penjulan eceran bagi komoditas asupan, gelontoran lagi tembakau masih tumbuh 5,79%, menguat ketimbang periode yang klop tahun dahulu," kata Margon.

Namun, konsumsi masih mampu tumbuh benar terlihat dari nilai transkasi uang elektronik, kartu volume dan kartu kredit masih tumbuh 9,42% secara yoy. Kinerja ini lebih berkuasa dari kontraksi 8,75% dalam tahun lalu.

Margo terus mencatat lima dari tujuh komponen pembentu konsumsi masih beres tumbuh benar atas kuartal ketiga tahun ini. Konsumsi rumah tataran demi komponen makanan dan tegukan selain restoran tumbuh 0,75% secara yoy, mepelan dibandingkan pertumbuhan kuartal sebelumnya 4,15  tetapi lebih baik dari kontraksi 0,69% tahun lalu.

Komponen perumahan bersama perlengkapan rumah tangga tercatat tumbuh 2,29%, menguat tidak emosi dibandingkan kuartal sebelumnya 2,08% maupun tahun dahulu 1,82%. Komponen kesehatan bersama pendidikan adapun tumbuh 2,44%, lebih tidak emosi dibandingkan pertumbuhan hadapan kuartal sebelumnya 1,05% bersama tahun dahulu 2,05%.

Konsumsi menjumpai restoran bersama hotel terus masih tumbuh positif 2,48%, memdoyan membantu dari kontraksi hadapan dalam 10,94% tahun dahulu meski melambat melalui 16,38% pada kuartal sebelumnya. 

Komponen pakaian, alas kaki dan jasa perawatannya terkontraksi 0,46%, memburuk pada pertumbuhan 1,64% cukup kuartal sebelumnya, tetapi masih lebih acap membantu pada kontrkasi 4,29% tahun lintas.

Hal adapun klop agak pada komponen transportasi dan komunikasi adapun terkontraksi 0,21%, mepelan pada pertumbuhan 10,46% pada kuartal sebelumnya tetapi menguat pada kontraksi 11,56% tahun terus.

BPS mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga tahun ini mencapai 3,51%. Realisasi ini lebih kecil dibandingkan proyeksi Menteri Keuangan Sri Mulyani yang mencapai 4,5%.

Adapun berdasarkan komponen pembentuknya, pertumbuhan tertinggi ala komponen perdagangan internasional. Ekspor beres tumbuh 29,16%, begitu juga impor adapun tumbuh lebih tinggi yakni 30,11%. Meski demikian empat komponen lainnya masih tumbuh betul sekalipun melemot. Konsumsi rumah skala cuma tumbuh 1,03%, konsumsi LNPRT tumbuh 2,96%, konsumsi pemerintah 0,66% maka investasi (PMTB) tumbuh 3,74%.