Harga Bahan Baku Naik, Simak Rekomendasi Saham Nippon Indosari Corpindo (ROTI)

Harga Bahan Baku Naik, Simak Rekomendasi Saham Nippon Indosari Corpindo (ROTI) Harga Bahan Baku Naik, Simak Rekomendasi Saham Nippon Indosari Corpindo (ROTI)

BERITA - JAKARTA. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) berhasil membukukan pendapatan Rp 3,29 triliun triliun seberjarak 2021. Adapun, perolehan terbilang naik 2,4% secara year on year (yoy) dibanding periode 2020 yang sesenggang Rp 3,21 triliun.

Sementara mengenai sisi bottom ilne, ROTI mencatatkan laba cemerlang Rp 281 miliar pada tahun lalu. Angka terkandung mengalami kenaikan 30,8% secara yoy dibanding perolehan 2020 akan hanya Rp 215 miliar.

Analis Panin Sekuritas Jonathan Guyadi jauh didalam risetnya dari 11 Maret menuliskan, ROTI sebujur tahun lintas melakukan efisiensi yang berdampak terhadap peningkatan EBITDA marjin ke level 18,4% (2020: 14,3%). Selain itu, return rate ROTI secara kumulatif juga turun dari 11,7% dari 2020 menjabat 11% dari 2021.

“Kami memperkirakan, dengan pulihnya mobilitas masyarakat menyusul menurunnya penyebaran kasus akurat Covid-19, return rate akan dipertahankan di rentang 9% - 11% atas tahun ini,” tulisnya jauh didalam riset.

Namun, pada awal tahun ini, ia melihat ROTI akan mendapatkan tantangan ketimbang harga soft commodities. Konflik Rusia – Ukraina telah memicu kenaikan harga soft commodities, terutama gandum. Patut diketahui, Rusia berikut Ukraina memegang kontribusi ekspor gandum global, berkisar 29% ketimbang total ekspor gandum global pada 2021.

Sekedar informasi, gandum atas bulan Februari berada atas level yang cukup temutakhir, berkisar US$ 9 per bushels (+22% MoM; +42% YoY).

Merespon hal ini, Roti pun menaikkan harga jual produk antara level klien, antara mana penyesuaian harga ini dilakukan bertahap mulai Desember tahun lintas lewat rata-rata top products akan dinaikkan harganya sekitar 10%.

Jonathan memperkirakan, dengan posisi market leader bak produk roti mass produce, ROTI buat memiliki fleksibilitas hadapan dalam melakukan penyesuaian harga, risiko dari kompetisi dengan peers buat relatif minim.

“Dengan demikian, marjin laba dekil diperkirakan atas stabil ala level 54-55% menurut 2022,” imbuh Jonathan.